Halaman

Sabtu, 22 Februari 2014

Renungan: Orang tua yang pantang menyerah

Sebelumnya postingan ini dibuat apa adanya, tanpa gambar ... :)

Pengen cerita sewaktu tadi pagi ada seorang kakek penjual pisau keliling,,,
sewaktu melihat kakek itu tersirat rasa kasihan ya... (sbgmana kita liat ada orang tua koq masih jualan keliling, kan kasian juga apa lagi kalau misalnya dia adalah orang tua kita)
walaupun sudah tua sang kakek tetap tidak menyerah untuk mencari rizky di kelilingan jalan
saya tanya "kek, rumah dimana?" "di sumedang, kakek baru disini empat bulan neng(dengan bahasa sunda)" jawabnya

wah... kakek itu empat bulan mengais rizki di sepanjang jalan?
ga cape kah? --ya cape
banyak yang beli kah? --ga pasti

trus saya juga ingat sewaktu main di daerah lodaya(bandung)
ada seorang nenek2 bungkuk yang berjualan es dengan menggendong box ice
nenek itu berkeliling menyusuri jalan untuk menjual esnya
---hebat banget salut---

ada juga kakek2 yang berjualan amplop disekitar kampus, beliau hanya duduk menjajakan amplopnya, sedangkan orang lalu lalang menghiraukannya, tapi kakek itu tetap setiap hari berada disitu.

berbeda sekali dengan pengemis2 dijalan yang notabene mereka masih berusia produktif tetapi menyiakan waktu hidupnya untuk meminta-minta

buatku sekarang kalau mau sodaqoh jangan ke pengemis yang masih produktif tapi ga mau berusaha,
lebih baik memberi pada mereka yang gigih dalam mengais rizki tanpa meminta-minta
doa mereka lebih di ijabah yang maha kuasa
doa mereka untuk kita pun sebagai salah satu pendukung kesukssan hdup kita...

ini semua jadi renungan buatku yang masih muda, bisa melakukan apa saja, tak boleh begitu saja menyerah dalam berusaha.

kalau kata moivator bilang
"ujung usaha adalah takdir"
sampai mana kita berusaha, disitulah takdir kita



0 komentar:

Posting Komentar