Halaman

Senin, 03 Desember 2012

----ARSEN----



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah. WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air tanah sebesar 50 ppb (bagian per milyar). Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik.
Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen berlebih, sehingga berpotensi meracun. Arsenik dalam air tanah bersifat alami, dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah. Air tanah ini mulai dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat meneliti program air sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, namun gagal menemukan keberadaan arsenik dalam air tanah. Diperkirakan sebagai keracunan masal terburuk dalam sejarah dan mungkin musibah lingkungan terparah dalam sejarah. Di Banglades terjadi epidemik keracunan masal disebabkan oleh arsenik.
Banyak negara lain di Asia, seperti Vietnam, Kamboja, Indonesia, dan Tibet, diduga memiliki lingkungan geologi yang serupa dan kondusif untuk menghasilkan air tanah yang mengandung arsenik dalam kadar yang tinggi. Oleh karena itu pengetahuan tentang arsen, mengenai bahayanya perlu untuk dibahas.
1.2  Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini ruang lingkup yang akan dibahas adalah sejauh mana mahasiswa mengetahui, mengerti dan memahami tentang Arsen dan bahayanya.
1.3  Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini, kami mengambil data dari internet kemudian memperdalam pemahaman tentang pembahasan dan kami mengambambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
1.4  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah toksikologi.
2.      Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang Arsen dan bahayanya.
3.      Sebagai sarana untuk saling bertukar informasi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Deskripsi Arsen
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.
Arsen dalam bentuk senyawa yaitu, Asam arsenat (H3AsO4), Asam arsenit (H3AsO3), Arsen trioksida (As2O3), Arsin (Arsen Trihidrida AsH3), Kadmium arsenida (Cd3As2), Galium arsenida (GaAs), Timbal biarsenat (PbHAsO4)

Keterangan Umum Unsur

arsenik, As, 33


15, 4, p

abu-abu metalik
As,33.jpg

74,92160(2)  g/mol

[Ar] 3d10 4s2 4p3

Jumlah elektron tiap kulit
2, 8, 18, 5

Ciri-ciri fisik


5,727 g/cm³

5,22 g/cm³

1090 K
(817 °
C, 1503 °F)

subl. 887 K
(614 °
C, 1137 °F)

(abu-abu) 24,44 kJ/mol

 ? 34,76 kJ/mol

(25 °C) 24,64 J/(mol·K)

P/Pa
1
10
100
1 k
10 k
100 k
pada T/K
553
596
646
706
781
874

Ciri-ciri atom

rhombohedral

±3, 5
(oksida
asam lemah)


pertama: 947,0 kJ/mol

ke-2: 1798 kJ/mol

ke-3: 2735 kJ/mol


Jari-jari atom (terhitung)



Lain-lain

data tidak tersedia

(20 °C) 333 nΩ·m

(300 K) 50,2 W/(m·K)

8 GPa

22 GPa

3,5

1440 MPa

Isotop

DE (MeV)
73As
-
73Ge
0,05D, 0,01D, e
-
74As
17,78 hari
ε
-
74Ge
0,941
74Ge
γ
0,595, 0,634
-
1,35, 0,717
74Se
75As
100%
As stabil dengan 42 neutron

Referensi

Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenik ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.
Kata arsenik dipinjam dari bahasa Persia زرنيخ Zarnik yang berarti "orpimen kuning". Zarnik dipinjam dalam bahasa Yunani sebagai arsenikon. Arsenik dikenal dan digunakan di Persia dan di banyak tempat lainnya sejak zaman dahulu. Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai ditemukannya tes Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan arsenik. Karena sering digunakan oleh para penguasa untuk menyingkirkan lawan-lawannya dan karena daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi, arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari semua racun.

2.2  Cemaran dan Bahaya Arsen
Kontaminasi arsen dalam tubuh terjadi secara kronis, dengan kata lain, Arsen
bersifat akumulatif di dalam tubuh. Dosis mematikan ( lethal dose ) Arsen
Trioksida di dalam tubuh adalah 200 ~ 300 mg, sedangkan lethal dose Arsen murni
adalah 2 mg saja. Kontaminasi Arsen di dalam tubuh dapat terjadi selain melalui
air tanah dan udara, dapat juga melalui bahan pangan, baik karena kandungan
alami maupun karena proses pengolahan yang melibatkan air terkontaminasi Arsen.
Kandungan Arsen di dalam beberapa bahan pangan yang umum dikonsumsi sehari-hari dapat dilihat berikut ini :
Ikan : 4,64 mkg Arsen/g berat basah
Udang, cumi-cumi dan hidangan yang berasal dari laut lainnya : 4,64 mkg Arsen/g
berat basah
Daging ( rata-rata ) : 0,49 mkg Arsen/g berat basah
Daging babi : 1,40 mkg Arsen/g berat basah
Dang sapi : 1,30 mkg Arsen/g berat basah
Sayur-sayuran : 0,41 mkg Arsen/g berat basah
Biji-bijian : 0,41 mkg Arsen/g berat basah
Garam meja : 2,71 mkg Arsen/g berat basah
Beras : 1,60 mkg Arsen/g berat basah
( Keterangan: mkg = mikrogram, 1 mikrogram seperseribu miligram. Sumber National
Institute for Occupational Safely anti Health, 1975 )
Arsen yang masuk ke dalam tubuh tidak seluruhnya terakumulasi di dalam tubuh. Kandungan Arsen di dalam tubuh akan meningkat tajam sesaat setelah mengonsumsi bahan pangan yang mengandung arsen dalam jumlah besar. Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa tubuh memiliki mekanisme tertentu untuk mengeluarkan kelebihan Arsen. Pada hari pertama, tubuh akan mengeluarkan sekitar 28 persen Arsen terserap melalui urin dan sekitar 2,5 persen melalui feses.
Hal ini akan berlangsung secara simultan selama kira-kira sepuluh hari. Pada
akhir hari kesepuluh, kandungan Arsen di dalam tubuh akan mendekati 0 persen.
Kandungan Arsen rata-rata pada urin orang normal adalah 0,0 ~ 0,06 mg/liter.
Arsen yang terakumulasi di dalam tubuh, umumnya terdeposit pada rambut, kuku,
kulit, dan hati. Kandungan normal Arsen pada orang normal adalah maksimum 1
mikrogram per gram berat jaringan basah.
Arsen di dalam bahan pangan ternyata tidak hanya terdapat secara alami, namun juga dapat merupakan hasil migrasi dari bahan pengemasnya. Bahan-bahan pengemas yang dapat memaparkan arsen adalah bahan yang memiliki aroma kuat, seperti PVC ( Poly Vinyl Chloride ) dan Styrofoam. Akibat dari terpapar arsen yang berasal dari bahan pangan sama parahnya dengan akibat pemaparan arsen dari air tanah atau udara. Akibat-akibat arsenikosis yang dihasilkan juga serupa.
Menyadari risiko bahaya yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi arsen yang
berlebih, kandungan Arsen dalam setiap bahan pangan menjadi sangat panting untuk
diperhatikan. Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang dikeluarkan oleh Badan
Standarisasi Nasional ( BSN ) telah mengatur tentang hal tersebut. Kandungan
Arsen maksimal yang diizinkan pada bahan makanan umumnya adalah 0,5 miligram per kilogram bahan.
Kompensasi dari terpaparnya manusia oleh Arsen akibat meminum air yang
mengandung Arsen di atas ambang batas atau menghirup Arsen dari udara yang
tercemar adalah kanker, terutama kanker paru-paru dan hati.
Terpapar Arsen dari udara terkontaminasi juga dapat menyebabkan pembentukan kanker kulit pada manusia. Oleh karena itu, Arsen diduga kuat sebagai senyawa karsinogenik. Penelitian mengenal karsinogenitas Arsen mulai dilakukan sejak terjadinya kasus keracunan besar-besaran di Manchester, Inggris, pada tahun 1900 dan kasus kematian massal terhadap para penambang tembaga di Scheneeberg dan Joamistal di Saxony, Inggris.
Mekanisme kanker terjadi secara kronis dan dapat terbentuk akibat paparan Arsen selama beberapa waktu. Pada kasus di Saxony, kematian massal terjadi setelah
korbannya terpapar Arsen selama dua bulan. Gejala awal yang terjadi adalah iritasi pada batang tenggorokan, disusul oleh Laringitas atau peradangan pada rongga tenggorokan ( larinx ), serta peradangan trakea. Gejala selanjutnya adalah Bronkopneumonia yang merupakan peradangan selaput pembungkus paru-paru.
Peradangan akan mempercepat pembentukan kanker pada paru-paru. Arsen diduga
dapat berikatan dengan protein dan atau lemak sehingga menimbulkan kesalahan
metabolisme atau lisis dan lesi.
Kelebihan Arsen di dalam tubuh umumnya akan menumpuk pada hati dan kantong empedu. Kanker hati terjadi jika penumpukan Arsen menyebabkan degradasi lemak dan protein penyusun jaringan organ tersebut. WHO menetapkan ambang batas maksimum Arsen di dalam air tanah adalah 10 ppb ( part per billion ). Hal ini dilakukan menyusul terjadinya keracunan besar-besaran akibat Arsen pada air yang terjadi di Bangladesh pada tahun 2000.
Gejala-gejala Arsenikosis terbagi menjadi gejala stadium primer, sekunder, dan tersier.

I. Stadium Primer.
Melanosis yang Keratosis : Penggelapan warna kulit, munculnya spot-spot hitam lama keamaan semakin merata ke seluruh tubuh. Pengerasan dan penebalan kulit pada tangan yang menyebabkan tangan menjadi kasar.
Konjungtivitis : Mata memerah.
Bronkitis : infeksi saluran pernapasan.
Gastroenteritis : pusing, mual, muntah, dan lemah.

II. Stadium Sekunder.
Leuko-melanosis : Munculnya spot hitam dan spot putih pada seluruh tubuh
Hiperkeratosis : Munculnya area kasar dan tidak rata pada telapak tangan dan telapak kaki.
Edema : Pembengkakan pada kaki.
Periferal neuropati : berkurangnya sensitivitas saraf penerima rangsangan
Ginjal dan hati : muncul berbaga kompilkasi, termasuk kanker hati dan hepatitis B.

III. Stadium tersier.
Gangren : Neuronekrosis ( pengapuran saraf ) dan pembusukan pada anggota badan, Kanker : Kanker pada hati, kandung kemih, dan paru-paru. Gagal hati, Gagal ginjal. Kasus terbaru yang memiliki gejala keracunan serupa arsen adalah kasus Teluk Buyat di Minahasa pada tahun 2004. Sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi kemungkinan pencemaran arsen pada sumber air lain seperti air hujan dan air permukaan sungai, atau danau.


BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
a)      Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.
b)      Kontaminasi arsen dalam tubuh terjadi secara kronis, dengan kata lain, Arsen bersifat akumulatif di dalam tubuh.

3.2 Saran
a)      Perlu adanya kehati-hatian alam menggunakan bahan-bahan di alam yang dekat dengan sumber pencemaran.
b)      Dalam lingkungan kerja ke-analisan, lakukan K3 agar terhindar dari bahaya logam berat seperti arsen yang bersifat akumulatif.



DAFTAR PUSTAKA

Samanggiphala.2006.Hati-hati Terhadap Pembungkus Makanan.[online][19-des-2011][21:47] .http://groups.yahoo.com/group/samaggiphala/message/20220
Wikipedia.2011.Arsen.[online][19-des-2011][21:48].http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen

0 komentar:

Posting Komentar