BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup
tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah. WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air
tanah sebesar 50 ppb (bagian per milyar). Kebanyakan wilayah dengan
kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur
sungai dan tanah dengan kaya bahan organik.
Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen berlebih, sehingga berpotensi meracun. Arsenik dalam air tanah bersifat alami, dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah. Air tanah ini mulai dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat meneliti program air sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, namun gagal menemukan keberadaan arsenik dalam air tanah. Diperkirakan sebagai keracunan masal terburuk dalam sejarah dan mungkin musibah lingkungan terparah dalam sejarah. Di Banglades terjadi epidemik keracunan masal disebabkan oleh arsenik.
Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen berlebih, sehingga berpotensi meracun. Arsenik dalam air tanah bersifat alami, dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah. Air tanah ini mulai dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat meneliti program air sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, namun gagal menemukan keberadaan arsenik dalam air tanah. Diperkirakan sebagai keracunan masal terburuk dalam sejarah dan mungkin musibah lingkungan terparah dalam sejarah. Di Banglades terjadi epidemik keracunan masal disebabkan oleh arsenik.
Banyak negara lain di Asia, seperti Vietnam, Kamboja, Indonesia, dan Tibet, diduga memiliki lingkungan geologi yang serupa dan
kondusif untuk menghasilkan air tanah yang mengandung arsenik dalam kadar yang
tinggi. Oleh karena itu pengetahuan tentang arsen, mengenai
bahayanya perlu untuk dibahas.
1.2
Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini ruang lingkup yang
akan dibahas adalah sejauh mana mahasiswa mengetahui, mengerti dan memahami tentang Arsen
dan bahayanya.
1.3
Metode
Penulisan
Metode penulisan makalah ini, kami mengambil
data dari internet kemudian memperdalam pemahaman tentang pembahasan dan kami
mengambambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
1.4
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah toksikologi.
2. Untuk
menambah pengetahuan mahasiswa tentang Arsen
dan bahayanya.
3. Sebagai
sarana untuk saling bertukar informasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Arsen
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun
dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan
senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.
Arsen dalam bentuk senyawa yaitu, Asam arsenat (H3AsO4), Asam arsenit (H3AsO3), Arsen trioksida (As2O3), Arsin (Arsen Trihidrida AsH3), Kadmium arsenida (Cd3As2), Galium arsenida (GaAs), Timbal biarsenat (PbHAsO4)
Keterangan Umum Unsur
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
arsenik,
As, 33
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
74,92160(2) g/mol
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2, 8, 18,
5
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ciri-ciri fisik
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5,727
g/cm³
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5,22 g/cm³
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
(abu-abu)
24,44 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
?
34,76 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
(25 °C)
24,64 J/(mol·K)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ciri-ciri atom
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
rhombohedral
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
pertama:
947,0 kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
ke-2: 1798
kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
ke-3: 2735
kJ/mol
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom
(terhitung)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lain-lain
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
data tidak
tersedia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
(20 °C)
333 nΩ·m
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
(300 K)
50,2 W/(m·K)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
8 GPa
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
22 GPa
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3,5
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1440 MPa
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Isotop
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Referensi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Arsenik secara kimiawi memiliki
karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam
berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan
cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bau bawang putih.
Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah
dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenik
ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.
Kata arsenik dipinjam dari bahasa Persia زرنيخ Zarnik yang berarti "orpimen
kuning". Zarnik dipinjam dalam bahasa Yunani sebagai arsenikon. Arsenik dikenal dan
digunakan di Persia dan di banyak tempat lainnya sejak zaman dahulu.
Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan
arsenik sulit dijelaskan, sampai ditemukannya
tes Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan
arsenik. Karena sering digunakan oleh para penguasa untuk menyingkirkan
lawan-lawannya dan karena daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi,
arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari semua racun.
2.2 Cemaran dan Bahaya Arsen
Kontaminasi
arsen dalam tubuh terjadi secara kronis, dengan kata lain, Arsen
bersifat akumulatif di dalam tubuh. Dosis mematikan ( lethal dose ) Arsen
Trioksida di dalam tubuh adalah 200 ~ 300 mg, sedangkan lethal dose Arsen murni
adalah 2 mg saja. Kontaminasi Arsen di dalam tubuh dapat terjadi selain melalui
air tanah dan udara, dapat juga melalui bahan pangan, baik karena kandungan
alami maupun karena proses pengolahan yang melibatkan air terkontaminasi Arsen.
bersifat akumulatif di dalam tubuh. Dosis mematikan ( lethal dose ) Arsen
Trioksida di dalam tubuh adalah 200 ~ 300 mg, sedangkan lethal dose Arsen murni
adalah 2 mg saja. Kontaminasi Arsen di dalam tubuh dapat terjadi selain melalui
air tanah dan udara, dapat juga melalui bahan pangan, baik karena kandungan
alami maupun karena proses pengolahan yang melibatkan air terkontaminasi Arsen.
Kandungan Arsen di
dalam beberapa bahan pangan yang umum dikonsumsi sehari-hari dapat dilihat
berikut ini :
Ikan : 4,64 mkg Arsen/g berat
basah
Udang, cumi-cumi dan hidangan yang berasal dari laut lainnya : 4,64 mkg Arsen/g
berat basah
Daging ( rata-rata ) : 0,49 mkg Arsen/g berat basah
Daging babi : 1,40 mkg Arsen/g berat basah
Dang sapi : 1,30 mkg Arsen/g berat basah
Sayur-sayuran : 0,41 mkg Arsen/g berat basah
Biji-bijian : 0,41 mkg Arsen/g berat basah
Garam meja : 2,71 mkg Arsen/g berat basah
Beras : 1,60 mkg Arsen/g berat basah
( Keterangan: mkg = mikrogram, 1 mikrogram seperseribu miligram. Sumber National
Institute for Occupational Safely anti Health, 1975 )
Udang, cumi-cumi dan hidangan yang berasal dari laut lainnya : 4,64 mkg Arsen/g
berat basah
Daging ( rata-rata ) : 0,49 mkg Arsen/g berat basah
Daging babi : 1,40 mkg Arsen/g berat basah
Dang sapi : 1,30 mkg Arsen/g berat basah
Sayur-sayuran : 0,41 mkg Arsen/g berat basah
Biji-bijian : 0,41 mkg Arsen/g berat basah
Garam meja : 2,71 mkg Arsen/g berat basah
Beras : 1,60 mkg Arsen/g berat basah
( Keterangan: mkg = mikrogram, 1 mikrogram seperseribu miligram. Sumber National
Institute for Occupational Safely anti Health, 1975 )
Arsen
yang masuk ke dalam tubuh tidak seluruhnya terakumulasi di dalam tubuh. Kandungan
Arsen di dalam tubuh akan meningkat tajam sesaat setelah mengonsumsi bahan
pangan yang mengandung arsen dalam jumlah besar. Terdapat beberapa penelitian
yang menyebutkan bahwa tubuh memiliki mekanisme tertentu untuk mengeluarkan
kelebihan Arsen. Pada hari pertama, tubuh akan mengeluarkan sekitar 28 persen
Arsen terserap melalui urin dan sekitar 2,5 persen melalui feses.
Hal
ini akan berlangsung secara simultan selama kira-kira sepuluh hari. Pada
akhir hari kesepuluh, kandungan Arsen di dalam tubuh akan mendekati 0 persen.
Kandungan Arsen rata-rata pada urin orang normal adalah 0,0 ~ 0,06 mg/liter.
Arsen yang terakumulasi di dalam tubuh, umumnya terdeposit pada rambut, kuku,
kulit, dan hati. Kandungan normal Arsen pada orang normal adalah maksimum 1
mikrogram per gram berat jaringan basah.
akhir hari kesepuluh, kandungan Arsen di dalam tubuh akan mendekati 0 persen.
Kandungan Arsen rata-rata pada urin orang normal adalah 0,0 ~ 0,06 mg/liter.
Arsen yang terakumulasi di dalam tubuh, umumnya terdeposit pada rambut, kuku,
kulit, dan hati. Kandungan normal Arsen pada orang normal adalah maksimum 1
mikrogram per gram berat jaringan basah.
Arsen
di dalam bahan pangan ternyata tidak hanya terdapat secara alami, namun juga
dapat merupakan hasil migrasi dari bahan pengemasnya. Bahan-bahan pengemas yang
dapat memaparkan arsen adalah bahan yang memiliki aroma kuat, seperti PVC ( Poly
Vinyl Chloride ) dan Styrofoam. Akibat dari terpapar arsen yang berasal dari
bahan pangan sama parahnya dengan akibat pemaparan arsen dari air tanah atau
udara. Akibat-akibat arsenikosis yang dihasilkan juga serupa.
Menyadari
risiko bahaya yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi arsen yang
berlebih, kandungan Arsen dalam setiap bahan pangan menjadi sangat panting untuk
diperhatikan. Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang dikeluarkan oleh Badan
Standarisasi Nasional ( BSN ) telah mengatur tentang hal tersebut. Kandungan
Arsen maksimal yang diizinkan pada bahan makanan umumnya adalah 0,5 miligram per kilogram bahan.
berlebih, kandungan Arsen dalam setiap bahan pangan menjadi sangat panting untuk
diperhatikan. Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang dikeluarkan oleh Badan
Standarisasi Nasional ( BSN ) telah mengatur tentang hal tersebut. Kandungan
Arsen maksimal yang diizinkan pada bahan makanan umumnya adalah 0,5 miligram per kilogram bahan.
Kompensasi
dari terpaparnya manusia oleh Arsen akibat meminum air yang
mengandung Arsen di atas ambang batas atau menghirup Arsen dari udara yang
tercemar adalah kanker, terutama kanker paru-paru dan hati.
mengandung Arsen di atas ambang batas atau menghirup Arsen dari udara yang
tercemar adalah kanker, terutama kanker paru-paru dan hati.
Terpapar
Arsen dari udara terkontaminasi juga dapat menyebabkan pembentukan kanker kulit
pada manusia. Oleh karena itu, Arsen diduga kuat sebagai senyawa karsinogenik.
Penelitian mengenal karsinogenitas Arsen mulai dilakukan sejak terjadinya kasus
keracunan besar-besaran di Manchester, Inggris, pada tahun 1900 dan kasus
kematian massal terhadap para penambang tembaga di Scheneeberg dan Joamistal di
Saxony, Inggris.
Mekanisme
kanker terjadi secara kronis dan dapat terbentuk akibat paparan Arsen selama
beberapa waktu. Pada kasus di Saxony, kematian massal terjadi setelah
korbannya terpapar Arsen selama dua bulan. Gejala awal yang terjadi adalah iritasi pada batang tenggorokan, disusul oleh Laringitas atau peradangan pada rongga tenggorokan ( larinx ), serta peradangan trakea. Gejala selanjutnya adalah Bronkopneumonia yang merupakan peradangan selaput pembungkus paru-paru.
Peradangan akan mempercepat pembentukan kanker pada paru-paru. Arsen diduga
dapat berikatan dengan protein dan atau lemak sehingga menimbulkan kesalahan
metabolisme atau lisis dan lesi.
korbannya terpapar Arsen selama dua bulan. Gejala awal yang terjadi adalah iritasi pada batang tenggorokan, disusul oleh Laringitas atau peradangan pada rongga tenggorokan ( larinx ), serta peradangan trakea. Gejala selanjutnya adalah Bronkopneumonia yang merupakan peradangan selaput pembungkus paru-paru.
Peradangan akan mempercepat pembentukan kanker pada paru-paru. Arsen diduga
dapat berikatan dengan protein dan atau lemak sehingga menimbulkan kesalahan
metabolisme atau lisis dan lesi.
Kelebihan
Arsen di dalam tubuh umumnya akan menumpuk pada hati dan kantong empedu. Kanker
hati terjadi jika penumpukan Arsen menyebabkan degradasi lemak dan protein
penyusun jaringan organ tersebut. WHO menetapkan ambang batas maksimum Arsen di
dalam air tanah adalah 10 ppb ( part per billion ). Hal ini dilakukan menyusul
terjadinya keracunan besar-besaran akibat Arsen pada air yang terjadi di
Bangladesh pada tahun 2000.
Gejala-gejala Arsenikosis terbagi
menjadi gejala stadium primer, sekunder, dan tersier.
I. Stadium Primer.
I. Stadium Primer.
Melanosis yang Keratosis :
Penggelapan warna kulit, munculnya spot-spot hitam lama keamaan semakin merata
ke seluruh tubuh. Pengerasan dan penebalan kulit pada tangan yang menyebabkan
tangan menjadi kasar.
Konjungtivitis : Mata memerah.
Bronkitis : infeksi saluran
pernapasan.
Gastroenteritis : pusing, mual,
muntah, dan lemah.
II. Stadium Sekunder.
Leuko-melanosis : Munculnya spot
hitam dan spot putih pada seluruh tubuh
Hiperkeratosis : Munculnya area kasar dan tidak rata pada telapak tangan dan telapak kaki.
Hiperkeratosis : Munculnya area kasar dan tidak rata pada telapak tangan dan telapak kaki.
Edema : Pembengkakan pada kaki.
Periferal neuropati :
berkurangnya sensitivitas saraf penerima rangsangan
Ginjal dan hati : muncul berbaga kompilkasi, termasuk kanker hati dan hepatitis B.
Ginjal dan hati : muncul berbaga kompilkasi, termasuk kanker hati dan hepatitis B.
III. Stadium tersier.
Gangren : Neuronekrosis (
pengapuran saraf ) dan pembusukan pada anggota badan, Kanker : Kanker pada
hati, kandung kemih, dan paru-paru. Gagal hati, Gagal ginjal. Kasus terbaru
yang memiliki gejala keracunan serupa arsen adalah kasus Teluk Buyat di
Minahasa pada tahun 2004. Sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi kemungkinan
pencemaran arsen pada sumber air lain seperti air hujan dan air permukaan
sungai, atau danau.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a) Arsen, arsenik,
atau arsenikum adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki
tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik
digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.
b) Kontaminasi
arsen dalam tubuh terjadi secara kronis, dengan kata lain, Arsen bersifat
akumulatif di dalam tubuh.
3.2
Saran
a)
Perlu adanya kehati-hatian alam
menggunakan bahan-bahan di alam yang dekat dengan sumber pencemaran.
b)
Dalam lingkungan kerja ke-analisan, lakukan
K3 agar terhindar dari bahaya logam berat seperti arsen yang bersifat
akumulatif.
DAFTAR PUSTAKA
Samanggiphala.2006.Hati-hati Terhadap Pembungkus Makanan.[online][19-des-2011][21:47]
.http://groups.yahoo.com/group/samaggiphala/message/20220
Wikipedia.2011.Arsen.[online][19-des-2011][21:48].http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen
0 komentar:
Posting Komentar