Dari gambar tersebut terlihat bahwa para militan tersebut menggunakan alat-alat seperti palu dll.
Terkait berita ini saya teringat cerita Nabi Ibrahim alaihi salam sewaktu kecil, saat itu beliau bertanya-tanya kenapa ayahnya membuat patung lalu disembah?
Seperti yang di kutip dari sejarah, Orang-orang Babilonia memiliki hari besar yang mereka rayakan setiap tahun di alun-alun kota. Ketika hari raya itu tiba, Nabi Ibrahim AS diajak oleh ayahnya untuk menyaksikannya. Namun, ia tidak mau mengikutinya dengan alasan sakit, seperti dalam firman Allah SWT pada Alquran surat Ash-Shaaffaat Ayat 88-89, “Lalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang, kemudian dia (Ibrahim) berkata, ‘Sesungguhnya aku sakit’.”
Ketika kaumnya kembali mendatangi tempat patung yang mereka sembah dan melihat apa yang terjadi,
Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.”(QS. Al Anbiyaa’ : 59)
Salah seorang di antara mereka berkata, “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS. Al Anbiyaa’ : 60)
Kaumnya berkata, “Bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak, agar mereka menyaksikan”. (QS. Al Anbiyaa’ : 61)
Nabi Ibrahim pun dihadapkan kepada mereka dan disidang, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?” (QS. Al Anbiyaa’: 62)
Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”. (QS. Al Anbiyaa’ : 63)
Maksud perkataan Nabi Ibrahim adalah agar kaumnya mau berpikir, bahwa patung adalah benda mati yang tidak dapat berbicara sehingga tidak pantas disembah tanpa perlu dijelaskan lagi oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya“, (QS. Al Anbiyaa’: 64) Yakni karena meninggalkan patung-patung itu tanpa dijaga.
Kepala mereka pun menjadi tertunduk, setelah itu mereka berkata kepada Ibrahim:
“Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” (QS. Al Anbiyaa’ : 65)
Maksudnya, “Mengapa kamu suruh kami bertanya kepada patung-patung itu, sedangkan kamu tahu bahwa mereka tidak bisa bicara.”
Ketika itulah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata,
“Maka mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak memberi bahaya kepada kamu?” (QS. Al Anbiyaa’: 66)
“Ah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” ( QS. Al Anbiyaa’ : 67)
Sahabat blogger, mungkin dari sini kita dapat memahami, bahwa sesungguhnya menghancurkan patung bukanlah sebuah kejahatan.
Kita tahu bahwa pada zaman dahulu Nabi Ibrahim as pun menghancurkan patung.
Apakah yang menjadi alasan manusia memelihara patung?
peninggalan sejarah kah? Apakah berhala zaman dahulu layak dijadikan peninggalan sejarah sedangkan para nabi pun ingin menghancurkannya?
Berikut salah satu kutipan kisah Nabi Ibrahim:
"Beliau mendapatkan kaumnya sedang tekun menyembah patung yang banyak jumlahnya, mereka menyembahnya, merendahkan diri di hadapannya serta meminta dipenuhi kebutuhan mereka kepadanya, maka Nabi Ibrahim tampil dan berkata,
“Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?” (QS. Al Anbiya’: 52)
“Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?” (QS. Al Anbiya’: 52)
Kaumnya menjawab, “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.” (QS. Al Anbiya’: 53)"
Kata-kata "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya" itu mengartikan bahwa pada saat itu patung yang dihancurkan nabi Ibrahim as adalah patung yang berusia ribuan tahun, sama seperti patung-patung yang ada di museum. Lalu untuk apa kita mempertahankan budaya yang seharusnya di tinggalkan?
Dan mempertahankan patung juga tidak dibenarkan oleh Rasulullah saw. Dalam sabdanya :
Dan mempertahankan patung juga tidak dibenarkan oleh Rasulullah saw. Dalam sabdanya :
"Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang ada patung atau gambar." (HR Bukhari Muslim)
"Yang paling parah siksanya di hari kiamat adalah mushawwir (tukang membuat patung/tukang gambar)." (HR Bukhari Muslim)
Dari Aisyah, ia berkata Rasulullah saw. masuk menuju saya dan saya menutup bilik dengan tirai tipis bergambar, maka ketika beliau melihatnya dia merobeknya dan dengan wajah merah padam, beliau bersabda : “Hai Aisyah, manusia yang paling keras disiksa di Hari Kiamat adalah mereka yang meniru ciptaan Allah.” Kata Aisyah: “Maka kami memotong-motongnya lalu menjadikannya satu atau dua bantal.” (HR Muslim)
Sahabat, sudah jelaskah bagi kita, mana tuntunan Nabi, dan tuntunan Nafsu manusia.
Termakasih sudah membaca, Just Sharing, silahkan bagi yang ingin berbagi klik share, semoga bermanfaat untuk semua.
sumber kisah
http://kisahmuslim.com/kisah-nabi-ibrahim-alaihissalam-bag-2/https://www.facebook.com/KisahPenuhHikmah1/posts/463758867037557
sumber hadits
http://fiqhmenjawab.blogspot.com/2013/06/gambar-patung-dan-photo.html